DKPPKB Basel Catat 83 Kasus HIV hingga September 2025, 54 Orang Masih Jalani Pengobatan

Bangka Selatan//86Berita.my.id ,Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan mencatat sebanyak 83 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga September 2025. Data tersebut menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKPPKB Bangka Selatan, Slamet Wahidin, mengatakan dari total 83 kasus tersebut, sebanyak 54 orang masih menjalani pengobatan secara rutin. Sementara itu, 14 orang dilaporkan meninggal dunia dan 15 orang lainnya tercatat gagal melakukan tindak lanjut pengobatan atau lost to follow up.

“Jumlah kasus HIV di Bangka Selatan mengalami peningkatan. Sebagian besar kasus baru ditemukan pada kelompok laki-laki, sedangkan sisanya berasal dari kelompok perempuan,” ujar Slamet.

Ia menjelaskan bahwa penambahan kasus tidak terlepas dari semakin gencarnya kegiatan skrining HIV yang dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan. Menurutnya, peningkatan temuan justru menunjukkan bahwa upaya deteksi dini berjalan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Dengan skrining yang lebih intensif, kita bisa menemukan kasus lebih cepat. Namun, berdasarkan hasil pemantauan, penularan masih didominasi oleh kelompok dengan perilaku berisiko, termasuk hubungan sesama jenis,” jelasnya.

Slamet mengimbau seluruh masyarakat, khususnya kelompok berisiko tinggi, agar tidak ragu mengikuti layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang tersedia di sejumlah fasilitas kesehatan. Layanan ini dinilai sangat efektif untuk mendeteksi HIV sejak dini sekaligus sebagai upaya pengendalian penyebaran HIV-AIDS.

“Kami mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan VCT. Pemeriksaan ini dilakukan secara sukarela, gratis, dan dijamin kerahasiaannya,” tegasnya.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan telah menyediakan layanan pemeriksaan HIV-AIDS dan infeksi menular seksual secara gratis di 10 puskesmas serta dua rumah sakit. Seluruh layanan ini dapat diakses oleh masyarakat tanpa rasa takut akan stigma.

“Selain pelayanan pemeriksaan, kami juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar memahami pentingnya deteksi dini serta tidak lagi menganggap pemeriksaan HIV sebagai hal yang menakutkan,” ungkap Slamet.

Ia juga mengingatkan bahwa HIV dapat ditularkan dari ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan, maupun menyusui. Namun, dengan pengobatan yang tepat dan teratur, risiko penularan tersebut dapat ditekan hingga sangat rendah.

“Dengan kepatuhan minum obat dan pendampingan yang baik, penderita HIV tetap dapat hidup sehat dan produktif,” katanya.

Lebih lanjut, Slamet menegaskan bahwa edukasi dan pencegahan tetap menjadi fokus utama DKPPKB Bangka Selatan. Program promotif dan preventif terus digencarkan sebagai langkah menekan pertambahan kasus HIV setiap tahunnya.

“Pengendalian HIV bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama. Peran aktif masyarakat sangat menentukan keberhasilan upaya ini,” pungkasnya. (Dani)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama