BANGKASELATAN//86Berita.my.id ,– Musim penghujan mulai melanda wilayah Kabupaten Bangka Selatan (Basel). Dalam beberapa hari terakhir, hampir seluruh daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diguyur hujan dengan intensitas bervariasi disertai suhu udara yang cenderung lebih dingin dari biasanya. Kondisi cuaca tersebut dinilai berpotensi memicu meningkatnya berbagai gangguan kesehatan di tengah masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr. Agus Pranawa, mengimbau seluruh masyarakat agar lebih waspada dan semakin disiplin dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat selama musim penghujan.
“Kondisi cuaca yang basah dan suhu udara yang lebih dingin ini sangat berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA yang biasanya meningkat saat musim hujan,” ujar dr. Agus Pranawa di Toboali, Selasa (2/12/2025).
Ia menjelaskan, perubahan cuaca yang ekstrem dapat memengaruhi daya tahan tubuh masyarakat. Sistem imun yang menurun membuat seseorang menjadi lebih rentan terserang berbagai penyakit, terutama penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan.
“Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk benar-benar menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Mulai dari menjaga pola makan dengan gizi seimbang, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, istirahat yang cukup, serta menghindari paparan udara dingin secara langsung,” tuturnya.
Selain itu, dr. Agus juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala awal penyakit. Apabila mengalami keluhan seperti demam, batuk berkepanjangan, pilek, atau sesak napas, masyarakat diminta untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan lebih cepat.
“Deteksi dini sangat penting agar kondisi tidak semakin parah. Jangan menunggu hingga sakit berat baru berobat,” tegasnya.
Tak hanya ISPA, Dinas Kesehatan juga mewaspadai potensi meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) saat musim penghujan. Menurut dr. Agus, genangan air yang muncul setelah hujan menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
“Musim hujan identik dengan meningkatnya risiko DBD. Oleh sebab itu, masyarakat harus kembali menggiatkan gerakan 3M Plus sebagai langkah pencegahan utama,” ungkapnya.
Gerakan 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat penyimpanan air, serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Sementara untuk Plus mencakup upaya tambahan seperti menggunakan lotion antinyamuk, memasang kelambu di tempat tidur, hingga menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah agar bebas dari genangan air.
Ia juga menganjurkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jentik nyamuk secara mandiri dan berkala di rumah masing-masing. Menurutnya, peran aktif warga menjadi kunci utama dalam menekan angka kasus DBD di Bangka Selatan.
“DKPPKB Basel akan terus melakukan pemantauan, edukasi, dan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap berbagai penyakit yang rawan muncul saat musim penghujan. Kami berharap, dengan langkah pencegahan bersama, risiko penyebaran penyakit dapat ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga,” pungkas dr. Agus Pranawa. (Dani)
